LBA (Lahir Besar Angguruk) NAMA
YANG KELIRU KARENA SALAH DIDIKAN ? TERHADAP ANAK-ANAK ANGGURUK!
LamisiNews,Jayapura - “ Orang yang menamakan LBA itu
dia tidak paham,dengan apa yang dia tulis LBA itu (Lahir Besar Angguruk). Kalau
kita mau bilang LBA itu seperti teman-teman kita dari luar datang dan Lahir Besar
diAngguruk itu baru LBA boleh. Tapi kalo orang Angguruk sendiri yang nenek
moyangnya dan tete moyangnya sudah ditetapkan di sana tidak boleh bilang LBA! Karena
dia adalah orang Angguruk memang pada dasar nya Tuhan ciptakan untuk dia harus hidup diangguruk dan akan besar
makan pun di Angguruk. Jadi ini semua salah! Salah Paham karena salah
pendidikan oleh orang indonesia.”
Demikian penegasan salah satu putra terbaik Angguruk yang baru
saja menyelesaikan Studi sekolah
penerbangan Di Australia , Richo Kabak, saat ditemui LamisiNews, pada Senin (22/7/2013) di Asrama
Putra Pdt. S Liborang Jayapura, Papua.
Menurut Prya yang disapa Afeneg ini, terjadi banyak masalah
di Papua bukan hanya dilingkungan anak-anak Angguruk, salah satunya adalah kesalahan
pendidikan Dasar,Menengah Pertama Hingga Menengah atas dalam upaya
meng-indonesiakan anak-anak muda papua, ia mencontohkan yang terjadi Sekolah
Dasar:” di Pendidikan Dasar juga sebenarnya sudah salah sistemnya. Tapi kita
belajar, yang seharusnya didalam satu Ruang kelas untuk sekolah dasar itu
sebenarnya 15 orang atau 20 orang. Tapi didalam satu ruang kelas diindonesia 30,40-50
orang didalam kelas. Maka saat bapak/Ibu Guru menjelaskan didepan yang lain
tidur,gambar-gambar dan main-main. Akhirnya setelah selesai sekolah dasar ada
anak-anak yang tidak tau nama Ilmuwan (Toko penemu) dan ada yang kurang
mate-matik,dan ini semua gara-gara sistem pendidikan orang indonesia yang kurang
baik.” Ujar Richo.
Masalah yang paling mendasar menurut Richo, adanya kesalahan
pendidikan dan dampak dari itulah anak-anak tidak mengerti apa yang mereka
tulis itu benar atau tidak,dan ditanya fenomena seperti ini apakah ada kaitanya
dengan Era Globalisasi? Menurutnya tidak ada kaitanya ke era
globalisasi,semuanya terjadi karena pada dasarnya salah dididik:” Dan
menyangkut fenomena seperti ini terjadi karena awalnya sudah salah didik,kalau
kita melihat dengan cermat maka, ini terjadi hanya ikut-ikutan karena awalnya salah dididik dan terjadi
kesalahan pengetahuan pada anak-anak. Jadi cara berpikir dan cara menganalisa
itu sudah jadi pengaruh makanya buat LBA dan lain-lain.” Jelasnya.
Dan, dari kesalahan pendidikan serta pengetahuan itu akan
membuat anak-anak papua pada umumnya dididik untuk hidup dengan gaya hidup
orang jawa” yang didik kita ini orang indonesia nah, orang papua itu
diindonesiakan itu otaknya yang diindonesiakan bukan badan,tubuh,pikiran tidak
dan gaya hidup orang papua itu diindonesiakan,” tambahnya
Kemudian, ditanya apa solusi yang bisa diambil untuk memberikan
pemahaman kepada ade-ade untuk bisa lebih menyadari akan kesalahan-kesalahn
yang terjadi saat ini dan kedepan lebih baik dari sekarang dirinya hanya
menyarankan salah satu solusi terbaik untuk memberikan pemahaman adalah seminar
dan diskusi, sebab dari situlah
anak-anak akan mengerti dan memahami
unutuk lebih mengenal diri serta mengetahui sistem yang telah mengajarkan mereka “untuk ko harus begini dan
begitu,yaitu sistem pendidikan RI yang mendidik orang papua dengan kejawa-jawaan”
itu.” Makanya kita kalau mau menjelaskan biar orang-orang ini mengerti kita
harus mengadakan seminar dan jelaskan sebenarnya ini pokok utamanya. Jadi yang
bisa dipanggil LBA itu bukan seperti marga kabak,siringon,yohame,pahabol dll, itu
tidak! Tapi orang-orang lain bukan orang Angguruk yang lahir diAngguruk itu
yang bisa dipanggil LBA dan yang bisa bikin komunitas orang-orang itu (bukan
org angguruk), dan dalam seminar itulah pastinya mereka mengerti dan paham atas
kesalahan itu”. Tegasnya lagi.
Selain itu dirinya menyatakan bahwa saat ini dunia
globalisasi adalah free choice, free speech and free expression,
dan setiap orang punya kebebasan seluas-luasnya maka, tidak membatasi mereka
namun meluruskan atas kekeliruan dan kesalahan yang ade-ade dong buat. Ditempat
yang sama tanggapan serupa disampaikan oleh Fanuel Amohoso,menurutnya hal-hal
yang terjadi saat ini adalah yang pertama, salah didikan, kedua, terlalu ikut
arus:” yang terjadi saat ini menurut saya, yang pertama salah pendidikan dan
yang kedua adalah anak-anak sedang mencari jati diri jadi apa yang mereka
anggap baik serta membuat mereka happy,ikut saja.” Jelasnya.
So, maksud dari penulisan ini adalah
memberikan pemahaman dan teguran agar hari esok lebih baik dari hari ini sebab
saat berbicara nama besar Angguruk yang tanggung malu bukan hanya sekelompok
orang yang tergabung dalam suatu komunitas namun yang akan tanggung malu adalah
semua orang Angguruk atas kekonyol tersebut. Harapan kami saudara/i dapat
memberikan saran,kritik dan solusi. Kita menyadari bahwa tak ada manusia yang
sempurna selain Tuhan Yang Maha Esa maka, ketidak sempurnaan itu lah tanggung
kita bersama sebagai Mahluk sosial untuk saling melengkapi dan dilengkapi demi
hari esok yang lebih baik. Kesalah yang terjadi adalah Guru yang mendidik kita
untuk menjadi lebih baik maka, jadikan kesalahanmu Pahlawan perubahan dalam
dirimu. Wa waa........!!! God Bless
KNOWLEDGE
Belongs to the
people
Tapi
Hati-Hati.....!!!!!!!
