Kamis, 29 Maret 2012

Kisah Perjalanan Para Penyiar Injil Di Angguruk - Yalimo

Kali ini saya akan menulis sebuah artikel tentang perjalanan para penyiar Injil di Yalimo,lebih khususnya di angguruk 51 tahun yang lalu
Selamat membaca semoga bermanfaat.

Simson,Yeski Iksomon,Pdt. Siegfired Zollner,dan Ismael Roby Silak di Angguruk 19 mei 2011 lalu.
pada saat Perayaan Yubelium 50 Tahun Pekabaran Injil Masuk di Yalimo.


INJIL MASUK DI ANGGURUK (Yahulikma)

Pada tanggal 30 april 1961 Dokter Vriend, Pdt. Zollner,Sabumondek,suhulhalug,dan weagahun dari swele ke fungfung,sesampainya di fungfung sabumondek ke waniyok. Dokter Vriend dan Zollner tidur di fungfung (perbatasan antara pronggoli dan waniyok).
Di pagi harinya,sekitar jam 5 subuh sabumondek menyuru orang-orang waniyok untuk pergi menjemput Dokter Vriend dan Pdt. Zollner.
Tanggal 1 mei 1961 Dokter Vriend dan Pdt. Zollner dengan orang-orang waniyok yang menjemput mereka dari fungfung ke tempat strahat sebelum ke waniyok yaitu,puyinggik (puyingkik silimu). Dari  puyingkik rombongan Zollner tiba di waniyok, saat merek tiba diwalma sabumondek memberi salam kepada Dokter Vriend dan Pdt. Zollner  sambil berkata kepada orang waniyok:”Honori Pahabol on waharuk”  yang artinya Kalian Punya saudara-saudara Pahabol Datang (Pahabol adalah Nama Suku/Marga), setelah diterima orang walma membuat sebuah rumah (o Tomi) sebagai tempat penginapan untuk Dokter Vriend dan Zollner.
Keesokan harinya Kepala Suku Besar Walma Piringi memasak babi empat ekor untuk Pdt. Zollner dan rombongannya.
Tanggal 3 mei 1961 Pdt. Zollner meninggalkan Dokter Vriend diwalma lalu Zollner ke Suwele.
Keesokan harinya Tanggal 4 mei 1961 setelah tidur di swele Pdt. Zollner ,Maban,Mambrisauw,dan orang-orang dari Piliyam yang rencananya pada hari itu ingin berdamai setelah terlibat perang antar kedua kampung,yaitu walma/waniyok dan Piliyam/Swele. sampai  tiba difungfung orang dari walma sedang menunggu mereka difungfung sebelum orang pilliyam tiba. Pada hari itu juga orang walma dan piliyam berdamai sejarah adat (tog pilapfag) sambil berdansa,bernyanyi Yite sini (Nyanyian Damai) . setelah kegiatan itu berakhir, Pdt. Zollner dan rombongannya diantar oleh beberapa orang dari walma ke puyinggik.
Setelah mereka tinggal di puyinggik  beberapa minggu kemudian, Pilot Bob ke walma  membawa pakaian dan alat keperluan lainnya lalu ia berkata kepada Zollner bahwa saya melihat disana (Angguruk) luas dan cocok untuk membuat lapangan terbang. Setelah mendengar kata Bob Pdt. Zollner dan Dokter Vriend lewat Tinggili tiba di Angguruk.
Sampai tiba di Angguruk mereka diterima oleh Kolubak Pahabol dan mereka pun nghinap di Rumahnya kepala suku Besar Yahulikma Kolubak Pahabol yaitu, Rumah Prya Hilalimpini (Hilalimpini Yowi) . hari besoknya mereka mengukur lapangan di Angguruk. Pada saat pengukuran lapangan berlangsung Kolubak Pahabol memasak babi Dua ekor untuk  Pdt. Zollner dan Dokter Vriend.
Setelah pengukuran lapangan selesai hari berikutnya Pdt. Zollner didampingi dokter Vriend dari Angguruk Naik ke kampung keareg lewat Tunn Allo kemudian ke Pasikni hingga tiba ke walma.
Sampai diwalma Pdt. Zollner melaporkan ke Holandia/Jayapura bahwa,mereka sudah mengukur lapangan di Angguruk. Setelah pelapor itu, keesokan harinya dua pesawat yang memantau ke angguruk dan Pilot yang survey pada waktu itu mengatakan Kepada Pdt. Zollner bahwa angguruk cocok untuk membuka lapangan terbang. Kepala Pilot David Steiger dan Beti (seorang wanita) pun menyetujui untuk pembuatan lapangan terbang.
Pendeta Zollner dan Dokter Vriend sedang diWalma kolubak Pahabol dari angguruk ke Walma lalu Zolner Berkata kepadanya :”we Angguruk eneg lapangan te wareg”, Hanya diangguruk saja yang layak untuk membuka lapangan terbang.
Tanggal 19 mei 1961 Pendeta Zollner dan Rombongannya dari Walma ke Angguruk dan Menetap Dia Angguruk (Ditanggal 19 Mei inilah orang angguruk memperingati sebagai Hari Ulang Tahun Pekabaran Injil Masuk Di Angguruk).
Sampai di Angguruk Pdt. Zollner dan Rombongannya membuat sebuah rumah darurat (saat ini Rumah Sakit )di Angguruk dan selama itu mereka tinggal disitu.
Pada bulan mei,Juni,Juli,dan Agustus adalah proses pengerjaan lapangan terbang Angguruk. Pada waktu itu masyarakat Angguruk sulit untuk dilibatkan dalam pembuatan lapangan terbang sehingga Pdt. Zollner dengan  cara bersuasif membuat minat masyaeat untuk dating kerja,yaitu dengan cara  bagi yang datang kerja lapangan mendapat Garam dan kapak. zollner  berhasil membangkitkan semangat masyarakat untuk datang pekerja. Hingga tak tanggung-tanggung orang-orang dari kifiangken,wally,sangkalpunu,pinyi,walma,dan yahuli amput pun datang  turut mengambil bagian.Pada saat itu ada bantuan berubah pakaian.kapak,sekop,gerobak,dan garam melalui helly terus di salurkan ke angguruk.
PESAWAT MENDARAT PERTAMA KALI DIANGGURUK
Pada tanggal 10 september 1961 Dokter Vriend,Sabumondek,sabureg,yahya.petrus,herodes,zakhius,dan  Elieser,mereka berjalan kaki dari Angguruk ke Wamena. Sampai di wamena Dokter Vriend meninggalkan Rombongannya dengan Pendeta Aring lalu dia ke Holandia/jayapura untuk menemui Kepala Pilot David Steiger. Kemudian mereka dari holandia ke wamena lalu ke kurima kemudian lanjut hingga tiba di Angguruk. Setelah tiba diangguruk Pilot steiger memeriksa lapangan lalu membertahukan kepada para pekerja untuk mengerjakan yang belum dikerjakan,termasuk membakar dua batu besar pada saat itu terdapat diujung lapangan,dari siang sampai malam dengan bantuan alat terang mereka kerja hingga kedua batu itu pun  dibakar lalu dipecahkan hingga rata dengan tanah.
Keesokan harinya Tanggal 23 september 1961 Pesawat pertama mendarat Di Angguruk, di pesawat pertama itulah kepala pilot dan Dokter Vriend dari Angguruk ke Sentani.
Injil Masuk ke Angguruk menyapa orang angguruk melalui para para utusanya Pdt. Siegfired Zollner dan Dr. W. H. Vriend. Kedua hamba Tuhan ini dating menyampaikan kabar baik tentang berita Injil yang menghendaki satu dengan yang satu harus hidup dalam persahabatan, hidup dalam kebersamaan dalam kasih yang tidak menghendaki konflik perang diantara orang angguruk -yali.
Karena Injil itulah sehingga sekarang tidak ada lagi perang,dan konflik perang berangsur-angsur dihapuskan sehingga banyak anak muda (termasuk saya) tidak lagi menjadi korban konflik perang dan kekerasan akibat pertikaian sesame saudara.
    Semua ini boleh terjadi  karena Injil yang adalah kekuatan Allah yang telah menyelamatkan Orang yali melalui kedua hambanya Pdt. Siegfired Zollner dan Dr. W. H. Vriend.
Dengan kekuatan Roh Kudus Injil yang memerdekakan semua orang itu akhirnya menjadi media yang baik sehingga tercipta perdamaian diantara suku-suku dan dengan kekuatan itu pula terjalin hubungan yang saling mengasihi diantara kelompok-kelompok yang bertikai dan terbangun komunitas yang bertumbuh dan menjadi “Keluarga Kristen”diwilayah ini.


Penulisan ini saya tulis sesuai dengan beberapa sumber (buku) yang dapat saya baca,yaitu:
1.      Pdt. S Zollner “Yalimo Wene Waharuk li Turuk latfag ane 1959-1971”
2.      Ismael Roby Silak “Konflik Perang & Perdamaian orang yali di Angguruk”


7 komentar:

  1. Thanks adik, sangat bermanfaat sekali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama abang....Tuhan Memberkati, wa

      Hapus
    2. lebih matangkan dan melengkapi saya kirim web
      ..ya

      Hapus
  2. adik simson sangat..

    BalasHapus
  3. adik sangat luar biasa waaaaaaaaaaaaaaaaaa

    BalasHapus
  4. Abang informasi sangat bermanfaat
    Bagemana informasi seperti ini di buat dalam kegiatan hut pekabaran injil masuk di angguruk 19 mei 2019 cerita ini di angkat kembali agar generasi berikutnxa tau asal usul terjadinxa sejarah misionaris masuk di Angguruk.
    Bikin video bole abang

    BalasHapus
  5. makasih atas kekurang dan kaka lebih lanjud melengkapi

    BalasHapus